HTI Press. Lahirnya RUU Intelijen tak bisa dilepaskan dari fenomena terorisme. Entah aksi terorisme itu rekayasa atau bukan,
pemerintah menganggap UU Terorisme yang ada belum cukup sebagai payung hukum untuk menangani kasus tersebut. Keberadaan RUU Intelijen tersebut berperan menjadi penguat dan pendukung aturan UU terkait terorisme yang memang sudah ada yakni UU Nomer 15 tahun 2003.
Terorisme yang semula hanya mengarah pada tindak kekerasan, akhir-akhir ini cakupannya diperluas dan digeneralisasi. Ansyaad Mbai dan Hendropriyono yang sering sekali dalam berbagai kesempatan menghubungkan antara terorisme dan upaya penegakkan Syari’ah Islam seperti yang disampaikan oleh Heri Muzammil salah satu pembicara talk show.
Dari Analisa Fendy Eko Wahyudi “Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh simpatisan partai politik maupun masyarakat umum tak pernah dikatakan sebagai terror.” Padahal korban dan dampaknya sama, bahkan jauh lebih besar. Cukup beralasan bila ada yang menduga, RUU ini ditujukan secara khusus untuk mencegah bangkitnya Islam di Indonesia, paling tidak membendung arus Islamisasi atau yang sering disebut orang anti Islam sebagai tindakan radikalisasi. Melalui UU ini, gerakan Islam bisa diberangus atas nama stabilitas dan keamanan Negara.
Oleh karena itu, dalam kesempatan terbuka ini DPD II HTI Kediri, dalam Agenda Rutin Halqah Islam dan Peradaban Ke-8 ini, mengadakan TALK SHOW “UU Intelijen Baru, Kebangkitan Tirani dan Rezim Represif?” dan kali ini menghadirkan pembicara: Ahmad Subakir (wakil Ketua MUI dan Ketua NU Kota Kediri), Fendy Eko Wahyudi, S.IP, M.Hub.Int. (Dosen dan Peneliti dari Center for Strategic & Global Studies FISIP Unair Surabaya), Heri Muzammil, SE. (Ketua DPD II HTI Kediri)
Dan acara Talk Show HIP ke-8 DPD II HTI Kediri ini digelar sekitar 3 jam, dimulai dari pukul 8.30 Wib sampai dengan pukul 11.30 WIB disaat suasana Kota Kediri yang ramai apalagi di hari libur ini, Minggu tanggal 01 Mei 2011 yang bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Awwal 1432 H.
Talk show yang digelar secara di Aula Masjid Agung Kediri ini diperuntukkan untuk semua kalangan, baik laki-laki atau perempuan. Dengan harapan acara ini dapat memberikan pandangan-pandangan atas problem-problem aktual sebagai wujud dari aktivitas proses penyadaran dan edukasi kepada masyarakat dan seluruh komponen umat ini seperti yang disampaikan oleh Heri Muzammil disela-sela tanya jawab talk show tersebut.[]
pemerintah menganggap UU Terorisme yang ada belum cukup sebagai payung hukum untuk menangani kasus tersebut. Keberadaan RUU Intelijen tersebut berperan menjadi penguat dan pendukung aturan UU terkait terorisme yang memang sudah ada yakni UU Nomer 15 tahun 2003.
Terorisme yang semula hanya mengarah pada tindak kekerasan, akhir-akhir ini cakupannya diperluas dan digeneralisasi. Ansyaad Mbai dan Hendropriyono yang sering sekali dalam berbagai kesempatan menghubungkan antara terorisme dan upaya penegakkan Syari’ah Islam seperti yang disampaikan oleh Heri Muzammil salah satu pembicara talk show.
Dari Analisa Fendy Eko Wahyudi “Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh simpatisan partai politik maupun masyarakat umum tak pernah dikatakan sebagai terror.” Padahal korban dan dampaknya sama, bahkan jauh lebih besar. Cukup beralasan bila ada yang menduga, RUU ini ditujukan secara khusus untuk mencegah bangkitnya Islam di Indonesia, paling tidak membendung arus Islamisasi atau yang sering disebut orang anti Islam sebagai tindakan radikalisasi. Melalui UU ini, gerakan Islam bisa diberangus atas nama stabilitas dan keamanan Negara.
Oleh karena itu, dalam kesempatan terbuka ini DPD II HTI Kediri, dalam Agenda Rutin Halqah Islam dan Peradaban Ke-8 ini, mengadakan TALK SHOW “UU Intelijen Baru, Kebangkitan Tirani dan Rezim Represif?” dan kali ini menghadirkan pembicara: Ahmad Subakir (wakil Ketua MUI dan Ketua NU Kota Kediri), Fendy Eko Wahyudi, S.IP, M.Hub.Int. (Dosen dan Peneliti dari Center for Strategic & Global Studies FISIP Unair Surabaya), Heri Muzammil, SE. (Ketua DPD II HTI Kediri)
Dan acara Talk Show HIP ke-8 DPD II HTI Kediri ini digelar sekitar 3 jam, dimulai dari pukul 8.30 Wib sampai dengan pukul 11.30 WIB disaat suasana Kota Kediri yang ramai apalagi di hari libur ini, Minggu tanggal 01 Mei 2011 yang bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Awwal 1432 H.
Talk show yang digelar secara di Aula Masjid Agung Kediri ini diperuntukkan untuk semua kalangan, baik laki-laki atau perempuan. Dengan harapan acara ini dapat memberikan pandangan-pandangan atas problem-problem aktual sebagai wujud dari aktivitas proses penyadaran dan edukasi kepada masyarakat dan seluruh komponen umat ini seperti yang disampaikan oleh Heri Muzammil disela-sela tanya jawab talk show tersebut.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar